Lama tak menatapmu.
mataku rindu. bayangmu
berselerak di ingatan
ku memungut serpihan
serpihan jatuh
kini
kau terlalu jauh.
bahkan sekadar menjadi siluet dalam mimpi-mimpiku
ku dengar namamu
dari jauh tak ku kenal
siapa, siapakah itu?
mana matamu yang dulu?
wajah yang ku sayang
ku raba sebentar. lama
ditekan dari semua sisi,
terkunci segala kata-kata,
membisu saat malam menjelma.
ku cium keningmu,
dari dekat tak ku kenal
siapa, siapakah itu?
mana senyummu yang dulu?
cinta yang tersisa,
ku peluk, sekuat kuatnya.
dari dekat tak ku kenal
siapa, siapakah itu?
mana senyummu yang dulu?
cinta yang tersisa,
ku peluk, sekuat kuatnya.
khabarkan yang jujur
dan ujar,
apa menyerabut?
dan ujar,
apa menyerabut?
tolong isikan apa yang aku kurang
apa yang kurang juga aku sendiri tak tahu
jiwa juga pernah diberi,
kau tiada juga disisi. apa sebaiknya,
aku melangkah pergi?
apa yang kurang juga aku sendiri tak tahu
jiwa juga pernah diberi,
kau tiada juga disisi. apa sebaiknya,
aku melangkah pergi?
jiwa juga pernah diberi kau tiada disisi
apa sebaiknya aku melangkah pergi?
jujur padaku apa menyerabutkanmu?
wajah yang ku sayang ku raba sebentar
siapa, siapakah itu?
mana senyummu yang dulu?
cinta yang tersisa,
ku peluk sekuat kuatnya.
siapa, siapakah itu?
mana senyummu yang dulu?
cinta yang tersisa,
ku peluk sekuat kuatnya.
masihkah
ada harapan untuk kita?
ada harapan untuk kita?