Aku pergi duluan
kau kan menyusulkan?
jangan lama lama
jangan lama lama
Ini coret terakhirku
bukan kernaku kan melupa
tapiku mahu kau terus berjalan
doaku menyerta kerna bersama
percaya padaku, Tuhan pun Tertawa
melihat isinya yang tidak sekata
Tidak tunduk lagi mengata
Ku anggap ia takdir yang kutulis dulu sudah selesai
geram jelas yang mengalun padaku
bagus untuk kau tahu ketika ini
Biar Jangan mati membawa bersama
Anggapku tiada tidak mengapa
bukan cemerlang ku minta
cuma takdir kita ulang
kerna akan merindu
bertemu mata sayu
apa aku mampu?
Kotor itu sudah kaku
hingga lupa apa rasa cinta
Lagu dan kisahku terdengar di keretaku
Angin meluncur laju ke hala tuju
mungkin ini waktu untukmu
inginku sampai dari dulu
hati bertaut sudah di cengkam erat
bait-bait manis ungkap kata
badai kita ketika itu baru bermula
dianggap cuma kecil-kecilan tidak mengapa
Raut wajah mengalun laju makna yang tidak asing
Tenang hanya seketika sebelum dilanda badai yang BESAR
ku katakan
"tidak mengapa jika tidak bersama"
"bukanku minta untuk begini"
"ku tahu kotor ini kaku"
katanya
"maaf jika membuatku sedih"
"berlalu sementara kepada manusia yang ikut serta"
"kembali menyembah bumi yang nyata"
"menjauhkan diri darimu kerna diri ditipu"
"mereka bersorak gembira untuk melihat kita sampai disana"
"malam tu saya kata okay tapi sebenarnya tidak"
"trauma sedikit dan takut untuk dinilai"
"maaf membuatmu sedih"
"saya tetap ada disini"
tiada kata makian diterima
tiada juga kata susulan memberi
tiada daya untuk berdiri
tiada celanya di seluruh sisi
tiada nyawa untuk berjuang
tiada senyum dibalik hati
tiada apa lagi yang aku pinta
tiada tangis terus meratapi
tiada mata yang sayu lagi
tiada semerbak harum sehari
tiada puji membangga diri
tiada nyawa, tapi tak mati.
Anggapku tiada tidak mengapa
bukan cemerlang ku minta
cuma takdir kita ulang
aku cuma merindu bertemu mata sayu
aku tidak mampu Kotor itu sudah kaku
hingga lupa apa rasa cinta
hingga singgah rasa melara
hingga kau datang semula
dan angin menjadi saksi
aku menangis diperjalanan pulang
ku carikan jalan dan belum jumpa tujuan
terlanjur, hangus, lebur, berantakan, meronta dan keji
cuma berharap tidak mati
degup jantung kurasa melaju
tidak harap secepat ini bertemu
kekalutan diri tak senangkan hati
melihat raut wajahnya itu sungguh mendusta
hilang walau depan mata
ketawa walau tidak setara
mendarah walau terlihat ceria
ku hanya pinta peluk
aku hanya pinta untuk dipeluk
dipeluknya lama
lama
lama
lama
menangis bersama
takdir seperti ditolak angin terus bernafas semula
melihat senja paling indah dihidup harini
ia berakhir dengan lapang, tenang dan mewarnakan
mata yang sayu itu kutatap dalam gelap bertukar cerah
perlahan genggam erat dijalan hingga sampai tujuan
bersama berdua kali ini tidak mungkin kerna ketiga
biar tiga tak apa, janji kau disisi tetap ada
jalan pulang telah diberikan tanda arah
apa mungkin takdir akan menulis semula?
apa mungkin takdir hanya membiar saja?
tolong aku,
tolong aku
tolonglah aku takdir
kelak
jumpa aku disana
Cuma entah dimana
yang aku maksud
aku salahkan aku
kerna membiarkan kisah itu berlaku
kerna membiarkan mu sendiri tak tahu
kerna membiar mereka sorak gembira sehingga sorai
aku salahkanku
aku tetap salahkanku
maafkan aku
kembali rasa itu lagi
kembali dengan rela hati
aku tahu kau merindu
aku juga merindukanmu
moga kita bertemu dilain waktu
aku takut
apa kau takut?
aku takut
apa kau juga takut?
aku takut
apa kau juga masih takut?
aku takut
apa kau juga masih takut?
apa kau juga masih takut pada,
angin?